catatan kesekian

on 09.32

# Mencintai seseorang hanya karena ia memahamimu adalah keras kepala;
[ wonwoo's made it be, thanks bro! ]


Aku hidup untuk kesepian, seperti juga aku akan mati kesepian
Tawa yang menampar - nampar langit - langit basah
Desah yang menggelosor di ranjang tak bertuan
Peluh bahagia yang tumpah di tubuh, tanpa jiwa seperti menikam kesunyian

Inikah hidup kesepian?
Aku belum menemukan jawab.
Sampai detik ini, bejatku masih mengendus bau manismu
Berbalut dingin angin menusuk, dalam irama musik malam.

Menyentuh desir angin kesepian iming - iming bau pagi,
memeluk raga rembulan,
menghias wajah langit kelam
Sepikah hidup ini?
Jika saja mampu kusingkap kerudung hitam di mataku, akan kucari jawaban sepiku
Bilakah ada waktu sehari saja, kudekap raga dan hatimu
Akan kucari makna sepi yang kau pagutkan, lewat sendu hambarmu
Sungguh, aku tak habis pikir,
Mengapa puluhan bintang di atas yang menyapa
dengan kemerlipnya yang memesonakan mata
tak menyisakan apapun, kecuali bias cahaya putih yang berpedar?

Tetap saja sepi ini menggerogoti warasku
Sehari serasa semusim,
semusim pun bahkan....,jadi sehari
Terlalu dalam menerjemahkan sepi ini, dalam logika yanglongsor tanpa arah
Terkikis begitu saja, lalu tahu tahu aku sudah berdiri
di tepian jurang ketidakberdayaan dan keputusasaan

Tak bisa kuendus nafsu jiwamu selain raga mati,
yang meniupkan aroma bunga melati, di temaram lampu
Melanakan, tanpa arti yang tersisa
Hambar dan basi
Dan, sepi yang kutiduri, juga.