notes #2 (in our third 20)

on 05.10

# dari yang terdalam
kepada kamu,
bintangku yang enggan terang di malam hari

begitu misteriuskah-nya duniamu
hingga aku selalu merasa asing di dekatmu
padahal, jarak dan waktu telah kusebrangi dengan balutan asa yang menerabas ilalang perbukitan, tak putus-putus. setiap kata, senyum, tawa dan kecup sederhana, selalu kuukir tulus di setiap lajunya.

seberapa lama kah nya kau bisa kudekap seutuhnya
biar keasingan itu sirna, tiada.

dan kau bisa mencatat namaku dalam duniamu

menyemai dan merenda kasih kembali
untuk mendulang cinta di tepian hati yang meradang.
merenggang asa diayun luka dan kefanaan
biarkan saja, pasrahkan pada suratan takdir
tak pernah ada kata salah
untuk mencintai apalagi dicintai]
lepaskan saja di lautan lepas dan awang langit
yang membentangi alam maya kita
biarkan ia menyelami maknanya sendiri
cinta tulus tahu kemana ia akan membawa
dan melabuhkan mahkota hatinya

meretas jejak di ambang mimpi yang hampir berakhir
mendayung kembara hatidalam pusara air kasihmu.
semalam menatap ayu wajahmu di di balik gerimis yang setia membasahi jalan
merasakan getar itu berkobar lagi perlahan lahan

mengapa tak kuasa kubunuh getar itu
biar aku terbebas dari pesona auramu
yang mengepung di segala ruang hati.
disetiap kedip mata kutemui bayangan menjelma nyata.

di setiap desah sepi, kupintal wajahmu dalam dekapan mesra
begitu erat hingga tak ingin ku melepaskannya
di setiap doa aku mengiba untukmu.

datanglah menjelang....,
pintumu kau buka untukku
lambaian putih tapak tanganmu, mengikat langkahku diam menembus bumi.
luluh dalam cintamu, satu.
aku terperangkap di anganku.

notes #1

on 04.42

kepada kamu,
matahariku yang bersinar dibalik culumus.

jika cinta itu luka, lukai aku lebih dalam lagi
jika cinta itu luka, teruskanlah menancapkan rindu di dadaku sampai tak kenal lagi kata berhenti

luka adalah salah satu cara menguji,
seberapa kuat kita bertahan menuju kebersamaan
yang sesungguhnya
yang lebih berarti

cinta itu luka, memang, luka yang membahagiakan.
mencintaimu adalah awalan, awalan yang salah dan entah pengakhiran
yang mengajariku kesabaran dan ketabahan menunggu.
cinta itu luka karena mengajarkanku bagaimana menunggu dan menangis dengan benar.

jika memang cinta itu luka, mari kita menitikkan air mata bersama, dan tersenyum bersama di titik pertemuan nanti. titik yang masih sungguh kelabu untuk teraba.
jika cinta itu luka, masihkah kita sanggup bertemu pada akhirnya di kebersamaan?
masihkah aku bisa berharap?

aku menulisnya
cony-mu.