Sebagai yang tertulis

on 07.16

Cinta, kasih dan sayang. Ketiganya tertulis di dalam Kamus Besar Indonesia lengkap dengan artinya. Lalu, aku menemukan arti sesungguhnya saat bersamamu, merasakannya bukan lagi sebagai kata yang tertulis, tetapi lebih dari itu, dengan hati aku menuliskannya. Aku berkenalan lagi dengan ketiga kata itu saat bertemu denganmu. Aku bersahabat lagi dengan ketiga kata itu saat harapan menaungi getarku, bersamamu. Aku ingin terjun bebas dengan ketiga kata itu saat rindu memasung titik titik sunyi dalam gerimis pagi, dalam hujan senja. Untuk mengenal dan mengerti arti ketiga kata itu, kuyakinkan untuk mengenalmu lebih dalam lagi. Aku ingin menulis segala apapun tentangmu, dengan hati sebagai mata penaku. Aku ingin menulis segala apapun tentangmu, sebagai hati yang tertulis, untukku

28 March, 2016

.

on 08.35

Masuklah dalam hujan. Meskipun aku berpayung, aku bukan satu satunya yang dalam kebasahan.
Masuklah dalam cinta. Meskipun aku mencintai, tapi aku bukan satu satunya yang terhempas.

Rumaisha Az Sahra
13, March 2016. 22:35

Diari Februari

on 08.27

Apa Kabar Februari?
Dear you,
Sejak napas cinta kau tiupkan, dan menghunjam jantung, itulah awal bahagiaku. Tertulis di wajah pagi, dan kening senja.
Dan,
Di setiap pagi, tulisan kebahagiaan itu menyusup embun tanpamu; hanya aku, ternyata.
Datang dan pergi, begitulah masa lalu membiru-hitamkan tiap lembaran cerita. Dan, kamu tetap berada diantaranya, seperti pagi ini.
Dan,
Di tempat rebahku kini, kamu berpelangi. Selamat pagi, untukmu —-entah untuk yang ke berapa kali. Yang pasti, aku ingin kembali lagi kepadamu, suatu hari nanti.
Selamat datang, Februari.
Jangan pergi. Masih ada hujan untuk kita bersama menari.........

Semesta

on 07.15

Semesta penuh akan cerita -.cerita yang tak pernah usai. Setiap partikel partikel mempunyai kisah disetiap saatnya. Seperti derit daun dan angin ketika berjumpa. Atau riak riak air.

Seperti matahari yang terbit akan selalu terbenam, lalu terbit lagi. Tentang mendung kelabu dan hujan yang digantikan pelangi. Kisah angin disetiap musim. Entah bertemu debu dan daun kering, atau jumpa dengan salju dan ritikan air. Kala dia menyeret nyeret awan untuk bertemu kekasihnya. Mengadu dingin dan panas dan mengantar desau harap kepada Sang Esa.

Lain kisah tentang partikel semesta yang lain. Tentang dua orang yang menggerakkan kaki ke arah yang sama. Bertemu, lalu saling jatuh hati. Tidak ada yang mustahil. Apakah itu dibawah naungan terik, atau kemilau jingga kala senja.

Mungkin jika pernah mendengar, tentang beberapa orang yang saling menumpuk rindu untuk sebuah kebahagiaan bernama temu dan jumpa? Semesta sanggup melukiskan indahnya mata mata lembayung yang menangiskan haru. Hangat menguar ditengah minus sekian derajat melalui pelukan. Dan langkah langkah ringan ketika separuh sol mereka terendam lumpuran salju. Mata memicing iri akan kisah mereka. Juga mungkin mendamba.

Kini, giliranku. Kuceritakan semua resah kepada semesta. Langit dan hujan, angin dan awan. Agar kala kubahagia, mereka bisa kuundang untuk ikut merasakannya. Tak perlu mendamba, ingini kisah yang sudah sudah. Aku ingin menulisnya. Agar semesta punyai ritme baru yang juga, tak kunjung usai.