Cast:
-
Im
Eunyoung―Park
Channie
-
Moon Jongup
-
Kim Himchan & Bang Yongguk
-
Jung Soo Jung
-
Kim Yura
-
―others―
Genre: Unknown
Rated: (( just for
precious reader.))
Length: unknown
Author: Herbst.
― Life is either a daring adventure or
nothing at all.
Kawasan Gangnam masih diselimuti
salju pada saat itu. Dua orang gadis masih berada di dalam butik skin care dalam balutan baju branded mereka. Para pegawai memberikan
pelayanan terbaik pada kedua gadis itu―sekalipun salah satu diantara mereka
sama sekali tidak tertarik dengan botol botol krim wajah dan parfum. Ia hanya
memainkan ponselnya, bahkan tidak begitu peduli pada tatapan bahkan para
pramuniaga disana. Barang belanjaannya masih berserakan disekitar kakinya.
“Kau sungguh tak inginkan ini? Krim
krim ini sedang murah. Ada diskon khusus buatku, mengingat aku adalah pelanggan
disini. Jika kau mau, aku akan berikan diskon khususku itu untukmu..”
Salah satu dari kedua gadis disana.
Mereka lah satu satunya pengunjung butik skin
care ini. Gadis yang masih memainkan ponselnya itu hanya menoleh ke arah
sumber suara, sebentar, lalu kembali ke ponselnya lagi. “kan sudah kubilang,
aku tidak suka menggunakan krim macam macam seperti itu..”
“Channie-ah, kau perempuan~!”
“Lalu?” gadis yang baru saja
dipanggil Channie itu hanya tersenyum, kembali menyimpan ponselnya ke dalam
saku coat merah miliknya. Di tangan
temannya itu sudah ada beberapa tas kertas yang bisa ditebak isinya adalah
beberapa kosmetik dengan harga diatas 5$ USD. “Sudah malam, Soo Jung-ah, kau
jangan merayuku untuk membeli produk ini, oke? Kulitku tidak akan cocok.” Tentu saja ada makna tersendiri dari kata
Channie barusan. Tapi Soo Jung terlalu masa bodoh dengan itu. Ia akhirnya
menyerah kepada keputusan temannya itu dan beranjak pergi. Tapi sesampainya
dipintu keluar dari butik itu, ponsel Channie berdering.
“yeoboseo?”
ujarnya. Lalu beberapa detik kemudian, wajah Channie menegang, namun langkahnya
masih santai. Intuisinya bekerja dua kali lebih cepat. Orang yang berada di
ujung sana masih berbicara―memberikan beberapa nasihat untuk Channie. Channie
kemudian memejamkan matanya sejenak, berusaha mencerna kata kata sang penelpon.
Soojung yang sedari tadi berjalan di depan Channie menghentikan langkahnya dan
sedikit khawatir melihat wajah Channie yang tiba tiba memucat.
“aku tidak akan bisa mencerna
ucapanmu. Demi Tuhan, aku sangat terkejut sekarang.”
“.................”
“Aku mengerti. Hubungi saja aku lagi
besok.” Channie kembali mengantongi ponselnya sebelum melanjutkan menyusul
Soojung yang sudah masuk ke dalam mobilnya.
“Kau tak apa?” tanya Soojung
khawatir. Channie mencoba tersenyum.
“Baik, hanya sedikit pusing. Itulah
guna aku menyuruhmu pulang dari tadi. Kau saja yang menyetir ya.”
***
“Kau di daerah Gangnam? Aku melihatmu. Juga
seseorang yang mengikutimu. Apa kau menggunakan coat berwarna merah?”
“.............”
“Jangan tunjukan ekspresi
terkejutmu. Jaga sikap. Jangan buat mereka curiga. Aku akan menyuruh Yongguk
Hyung mengirim muridnya untuk berjaga radius 1KM dari rumahmu. Jangan menginap
dirumah Soojung.”
Terdengar helaan nafas, “aku tidak
bisa mencerna ucapanmu. Demi Tuhan aku sangat terkejut sekarang.”
“Besok kita bisa bertemu? Sebenarnya
belum saatnya aku memberitahukanmu hal ini. Kita bicarakan besok saja.”
“Aku mengerti,” terdengar helaan
nafas pelan. “hubungi saja aku lagi besok” Kim Himchan menutup ponselnya. Namun
ia mengurungkan niatnya dan kembali mengambil ponselnya. Ia menghubungi nomor
Yongguk disana.
“Yongguk-ssi, kirim tiga anak
buahmu. Pion dua sedang diawasi. Pihak pion satu bergerak diam diam.”
***
Himchan
tidak menghubungi Channie tepat seperti janjinya, namun ia langsung menuju
rumah Channie dan menghampiri gadis itu tepat ketika gadis itu sedang menyikat
giginya. “Jika menghubungimu, akan terlalu memakan waktu. Biar kujelaskan di
ruang tamu. Cepatlah keluar.”
Channie
mendengus. Tidak menjawab kata kata Himchan barusan dari lur kamarnya dan meneruskan
menyikat giginya. Sekalipun Himchan baik, tapi terkadang Himchan tidak sopan
dan suka seenaknya. Himchan juga tipikal orang yang susah diajak bercanda.
Beberapa
saat kemudian, ia sudah ada di lantai bawah, bersama Himchan. Himchan
menggunakan pakaian formal, yaitu setelan jas dan celana panjang. Sedangkan
dirinya hanya menggunakan kaus lusuh dan celana pendek yang hanya menutupi
separup pahanya.
“Target
selanjutnya masih unknown, namun tugas kali ini tidak begitu sulit. Kau hanya
dipekerjakan untuk menjaga anak wakil presiden kita, Moon Jongup. Kenapa aku
memperkerjakanmu, karena kau seumuran dengannya. Dia kelahiran 95 dan kau 96,
hanya selisih setahun, dan aku rasa itu tidak terlalu formal.”
“Kau
memperkerjakanku dengan target unknown?
Apa kau bercanda? Dan asal kau tahu, Jongup itu adalah, er, Badboy.”
Himchan
tertawa. “Pihak intelegent negara yang akan mengusut teror yang terjadi
belakangan ini di istana. Jangan bilang kau belum tahu kasus teror yang terjadi
di istana?”
Channie
hanya mengangguk. Ia masih sibuk mempelajari file tentang orang yang harus
dikawalnya. Dalam catatan itu, tampak sekali Jongup merupakan anak yang cukup
susah diatur. Channie menghembuskan nafasnya berat. Bukan karena targetnya yang
bosa saja para teroris atau ia grogi akan menjaga salah satu keluarga Istana.
Namun Jongup terlihat memiliki sifat yang paling tidak disukai oleh
Channie―keras kepala. Channie menghembuskan nafasnya berat untuk kesekian kali.
Hanya satu hal yang tidak ingin terjadi―dan terlihat sangat sukar. Ia takut ia
tidak bisa akur dengan anak wakil presiden itu. Dan dampaknya pasti akan sangat
rumit.
“Dan
satu hal yang mengejutkan, untuk Soojung, hari ini ia sudah dibawa ke
Singapura, ia harus di selamatkan juga. Setelah aku sadap, aku mengetahui
markas mereka. Dan kau sudah pasti tahu
resikonya kan? Bagaimana? Kau siap?”
“Tidak
ada pilihan lain, kan?” Channie menatap lekat lekat foto Jongup. “apa dia
termasuk anak liar?” Himchan hanya tersenyum. Channie mengakui, senyuman
Himchan terkadang manis walaupun terkadang menyeramkan.
“Dia
memang punya segudang catatan buruk, namun tidak semenakutkan itu.
Percayalah..”
***
“Kalian
yakin perempuan ini bisa menjagaku? Usianya bahkan jauh lebih muda daripada
aku.”
Demi
Tuhan, Channie merasa dilecehkan. Ia memutar bola matanya dan menggulung
rambutnya kebelakang. Kalau diijinkan, ia bisa saja menghajar laki-laki itu
sekarang juga. Sebisa mungkin ia menahan
emosinya, setidaknya selama Himchan dan Yongguk tidak ada disisinya saat ini.
“Jika
dia tidak bisa menjaga anda dengan baik, saya yang akan bertanggung jawab.”
Channie menoleh dan sedikit terkejut mendengar Himchan berkata demikian.
Channie hanya menatap ke arah Jongup dingin, Jongup pun membalas tatapannya dan
sepertinya tidak berpengaruh terhadap Channie.
Disisi
lain, Jongup memperhatikan perempuan yang menatapnya tajam. Perempuan yang
terkesan lebih keras sekalipun
umurnya setahun lebih muda darinya. Ia akhirnya mengiyakan saja ucapan Himchan
yang berusaha meyakinkan Jongup agar bisa mempercayai kemampuan Channie.
“Baiklah,”
Jongup berdiri, ia menghampiri Channie yang berdiri tak jauh darinya sambil
melihatnya ogah-ogahan. “Siapa namamu?”
“sebut
saja Im Eunyoung..”