Biarkan Saja

on 07.25

Inikah sebuah pertanda? Pertama kali tatapku yang
bergulir nyata pada beningnya matamu, telah memasung
bahagiaku tanpa ampun. Tak peduli seberapa lemah getar
itu menyisir kalam batinku. Aku hanya tahu, ada rindu
yang kujaga untukmu.

sampai detik ini gersang dambaku merajuk senyap
di tempias lugu sapamu. Terpedar mencipta bintang
yang membiaskan terang pada teduh dua bola matamu.
Tiba-tiba, rinduku begitu telak menusuk kesendirianku.
Membawa anganku bergerak membingkai wajahmu
seketika. Detik ini, tak adayang kuinginkan selain
menatap indah derai tawamu.

Mestinya tak kubenamkan segala damba padamu.
Tapi apa daya, perjumpaan perjumpaan sesaat yang menyekat
Sapaku terkurung diruang hatimu, telah menggiring
mataku luluh daram rindu. Tiba-tiba menjelma nyata,
memaksaku takluk dalam cinta yang menyulut bahagia baru

biarpun sepi tak usai dan terus menyergap sadarku
dari keterasingan. Tapi setidaknya, aku mulai sadar....
rinduku pun juga tak usai. Merapal namamu dari jerit
ketakutanku. Menyesatkan cintaku yang tak surut
memamah usai.mencatut hatimumenjadi satu-satunya
yang terindah untukku. Apakah ini nyata atau....
semu? apakah ini janji atau sekedar ilusi? Hanya
palung batinmu yang mengurai. Aku hanya
mengibarkan berdera tanda, selebihnya dirimulah yang
mesti mengulur benang talinya, untukku...

Dan biarkan ini menjadi cinta. Jika ini adalah segenap
rasaku yang berbicara. Biarkan ini menjadi bahagia, jika ini
adalah jalannya. Biarkan bahagia itu yang mengurai
sendiri segala warasku menjadi ada. Yang pasti,

bahagiaku ini ada untuk menjadi nyata, bukan sia sia....

0 komentar:

Posting Komentar