Orang yang menjepit detik, ketuk yang mematuk hampa. Bergulat
tiada, mengalir air mata, melebur dalam duka. Tangis ini karena tak kuasa,
tangis ini dalam duka. Ada cinta yang terlupa, ada cinta yang hidup terlunta –
lunta. Tergurat dalam jiwa, melebur dalam sukma. Ditebas kosong asa. Dijerat sekarat
tak berdaya. Kuyup duka. Tapi tetap tak terlupa. Menganga dalam setiap geta. Pada
tatap mata, pada suara sapa, dan pada segalanya. Semua telah nyata. Aku semakin
luka, dan mencinta, selamanya. Mungkinkah ini nyata?
Seyogyanya kubiarkan rindu ini mengendap dalam emosi yang
terlunta lunta. Mengenangmu dalam jarak. Menyentuh magismu dalam rindu yang
mengurai segalamu. Menyandarkan kasihku di ujung sapa yang tak terlontar dari
bibir kelu. Terlampau jauh kasih ini
menyulam benang kusut yang kau sisihkan. Kadang aku merasa tak mampu. Hanya
karena cintaku yang jualah, aku terus memangkul beban asa yang tak lelah
kuulurkan untukmu.
0 komentar:
Posting Komentar