kutemukan sebaris namamu disela hati yang memar.
memutar kembali semua yang sempat terekam dalam ingatanku.
dingin msih memelukku erat, berusaha membekukan mataku agar tak mencairkan setetes airpun dari sana.
aku kembali mengingatmu.
tidak, aku tidak pernah melupakanmu.
walaupun aku selalu tahu kau selalu berusaha untuk melupakanku. menghindariku.
seberkas rasa sakit itu muncul lagi.
semakin mengacaukan usaha sang dingin untuk mematirasakan setiap sarafku.
aku merindukanmu. hanya itu.
pernahkau kau merindukanku seperti ini?
pernahkah aku membuat perih padamu seperti ini?
aku merasakannya. dan itu menyiksaku.
aku bahkan tak berani mengatakan setiap perasaan rindu yang beralamat untukmu.
kau membenciku. kau berusaha melupakanku. menghindariku.
tapi, apakah dengan cara ini kau akan membuatku membencimu?
bodoh. kau salah. aku tidak pernah bisa membencimu.
kau terlalu berharga untuk kubenci.
apa dengan menghindariku kau fikir aku bisa melupakanmu? atau sebaliknya?
kupikir kau salah. sampai detik ini kau masih berlarian dipikiranku.
dan aku rasa, kau juga masih mengingatku.
ijinkan aku melihat senyummu yang dulu selalu menghiasi hariku.
ijinkan aku merasakan kembali kedekatan yang pernah ada antara kita.
apa aku salah, mengharapkanmu mau memaafkanku? mau mengenalku lagi?
apa salah jika aku mempunyai perasaan padamu?
apa aku berhak kau benci hanya karena aku menyayangimu lebih dari teman?
tidak adil. kau tidak tahu betapa tersiksanya aku.
aku merasa bersalah telah menyukaimu. dasar jahat!
aku merasa terhina atas perasaanku.
0 komentar:
Posting Komentar