#3

on 06.37



Orang yang menjepit detik, ketuk yang mematuk hampa. Bergulat tiada, mengalir air mata, melebur dalam duka. Tangis ini karena tak kuasa, tangis ini dalam duka. Ada cinta yang terlupa, ada cinta yang hidup terlunta – lunta. Tergurat dalam jiwa, melebur dalam sukma. Ditebas kosong asa. Dijerat sekarat tak berdaya. Kuyup duka. Tapi tetap tak terlupa. Menganga dalam setiap geta. Pada tatap mata, pada suara sapa, dan pada segalanya. Semua telah nyata. Aku semakin luka, dan mencinta, selamanya. Mungkinkah ini nyata?

Seyogyanya kubiarkan rindu ini mengendap dalam emosi yang terlunta lunta. Mengenangmu dalam jarak. Menyentuh magismu dalam rindu yang mengurai segalamu. Menyandarkan kasihku di ujung sapa yang tak terlontar dari bibir kelu. Terlampau jauh kasih ini  menyulam benang kusut yang kau sisihkan. Kadang aku merasa tak mampu. Hanya karena cintaku yang jualah, aku terus memangkul beban asa yang tak lelah kuulurkan untukmu.

0 komentar:

Posting Komentar