p e r p i s a h a n

on 05.26


Satu kata yang sangat aku takuti.
Perpisahan. Semua orang pernah merasakan hal itu bukan? Suatu kejadian dimana kau akan kehilangan seseorang yang kau kenal, yang kau sayang, bahkan yang kau cintai. Well, perpisahan itu bukan hal baru dalam kehidupan. Setiap manusia yang hidup, jelaas pernah merasakan apa itu perpisahan.
Perpisahan terjadi disetiap jenjang kehidupan. Tua ataupun muda. Aku tau itu. Kau pun tau itu. Hanya saja yang sampai sekarang aku belum pernah mengerti, mengapa setiap manusia dimuka bumi ini selalu sedih, kecewa, bahkan putus asa jika dihadapkan pada perpisahan. Padahal, sudah puluhan arti, makna, definisi, penjelasan dan sebagainya mengenai perpisahan. Seperti, perpisahan adalah akhir dari pertemuan, setiap ada pertemuan pasti akhirnya perpisahan. Yesseu, setiap orang paham akan hal itu, bukan?
Tapi walaupun mereka paham apa itu arti perpisahan, apa itu definisi tentang perpisahan, mengapa mereka masih menangis dan merasakan keterkejutan saat dihadapkan pada suatu perpisahan? Mengapa mereka seakan akan belum siap menghadapi perpisahan, walaupun mereka sebenarnya tahu itu akan terjadi?
Terlebih orang yang kita sayang. Kita tidak akan pernah siap, untuk kehilangan dan berpisah dengannya. Walaupun Tuhan sudah menggariskan, bahwa kita sewaktu waktu akan kehilangannya. Akan berpisah dengannya. Menyedihkan. Aku sendiri heran, mengapa perpisahan itu sakit. Mengapa perpisahan itu menyakitkan. Merasakan perpisahan itu seperti......entahlah. aku tidak bisa mendefinisikannya. Apapun bentuknya, perpisahan adalah hal yang paling menyakitkan untukku.
Adakah hal yang lebih menyakitkan lagi selain kehilangan dan perpisahan?
Perpisahan pasti akan datang.  Kita tidak tahu kapan. Kita tidak bisa mencegah perpisahan agar tidak datang kepada kita. Kita juga tidak bisa memohon pada Tuhan agar supaya kita tidak mengalami perpisahan. Yang kita perlukan hanya, kita siap mental untuk menghadapinya. Kita harus tau bahwa perpisahan pasti akan datang disela-sela indahnya pertemuan dan manisnya  hidup.
Dan sadar, jika kenyataan tak seindah angan angan

0 komentar:

Posting Komentar