Peluk

on 05.34

di atas bau rumput bekas hujan tadi malam
kunikmati kau dalam adamu, dalam caramu
di dalam riuh rendah suara di dekat suara
kudengar hatiku melewati hadirmu

di batas senyumanmu aku memutuskan berhenti
lalu kamu diamdiam berlari ke dalam hati
mencuri yang seharusnya tidakboleh dicuri
lalu kamu mencuri, kamu pencuri

adalah kamu, rasa yang datang merapat
terus menjauh seperti sekiranya sementara
malam ketika kita berpagut dalam pelukan
menit-menit berhenti dalam dekapan




aku hanya mampu mengerang berang
dalam bayang dalam layang dalam sayang
air dari mata dan hati jatuh ke pipiku
tidak bisakah aku berhenti kehilangan?

lalu jatuh dalam lubang yang sama berkalikali
aku seperti keledai terbodoh yang pernah ada
selalu kucoba namun aku tak mampu
tak merindukanmu

tidak bisakah kita memberi jeda pada waktu dunia
saling berhenti di tengah jalan lalu saling memeluk?
atau ditambah mencium atau berpagut?
karena rindu ini tidak lagi mampu diredam, aku remuk.

bukankah kita tahu sama tahu
kita tidak dapat kekal dalam ikatan
pun cinta yang kusemai tanpa perlu kautahu
aku berharap pada peluk yang menusuk

engkau samudra luas yang membiru
aku yang memeluk dalam relung dan ombakmu
seperti saat kita pernah berjalan di atas pasir
menyusuri hati masing masing sambil menerus berpeluk

harusnya aku telah melupakanmu
dalam bayang dalam deru dalam napsu
namun aku tak bisa  melupakan
semua bayang semua deru semua napsu

malam menjauh pun denganmu
lagilagi kita terpisah
maukah kau sekadar berhenti lalu memelukku kembali
dan mengatakan semua baikbaik saja?

Lalu ketika rasa ini
hanya tinggal gelombang
dan pergi menjauh
kau benar-benar tiada

kenapa jatuh cinta semudah ini?
semudah kau memberi pelukan padaku.
tapi, kenapa dicintai sesulit ini?
sesulit kau mengatakan cinta kepadaku.

0 komentar:

Posting Komentar