Apa salah?

on 05.33

Awalnya aku masih memilihmu meskipun hatimu bercabang dua, atau mungkin, tiga. Aku entah berada di nomor urut berapa.

Akhirnya, awal yang kupilih tak merunut jalan hati. Logika mencoba untuk mempertahankmu, tapi ada daya hati punya kuasa sendiri.

Aku memaafkanmu, semampunya ingin mempertahankmu. Tapi, ternyata, senyuman, genggaman, dan kecupan manja itu tak hanya aku yang memilikinya. Ada dia, Orang yang juga memilikimu. Entah untuk siapa hatimu, sebenarnya.

Jika memang cinta tak bisa disalahkan, apa ini benar? Jika hati memilih dengan tepat, apa ini akurat?  Jangan lagi percaya kata yang membenarkan cinta, karena aku berkali dibutakan dan tak pernah singgah di tempat yang benar.

Teruntuk, Senja.

0 komentar:

Posting Komentar